Selamat datang di blog kami... Kami menyediakan berbagai fitur mengenai perkembangan Islam berupa artikel, gambar maupun video… Selamat menikmati mudah-mudahan bermanfaat… aamiin

Minggu, 13 September 2009

Kitab Suci Yang Tak Terbantahkan

Sir William Muir berdiri saksi sebagai berikut:
“Tetapi ada alasan yang baik untuk percaya bahwa banyak copy yang terpisah-pisah, merangkum di antaranya seluruh al-Quran atau nyaris seluruhnya, yang sudah ada sejak masa-hidupnya Nabi yang ditulis oleh para pengikutnya” (“Life of Mahomet”, Introduction, halaman 18).

Ada hadits sahih yang menyatakan bahwa Abu Bakar telah membangun satu masjid kecil di rumahnya. Dan dalam masjid inilah dia biasa membaca Quran Suci.

“Dia sangat suka menghafalkannya. Tidak hanya laki-laki, tetapi kaum perempuan juga berlomba dalam hal ini. Di antara mereka adalah Aisyah, Hafsah, Ummi Salmah dan Ummi Warqah, yang telah hafal seluruh al-Quran dalam hatinya” (Ibn-I-Jarir Tabri).


Gautama Buddha telah meramalkan mengenai Maitreya yang dijanjikan dimana risalahnya akan diterbitkan. Di antara semua Kitab suci dari langit dan Alkitab, adalah Quran Suci sendiri yang dijadikan tulisan sejak kitab ini turun kepada Nabi. Selanjutnya ini di simpan dalam ingatan, dimana Nabi melakukannya dengan dibacakan kepada mereka yang di sekitarnya.

Karena alasan ini sejarah wahyu Quran Suci jauh lebih lengkap daripada kasus Kitab suci yang lain. Dalam hadits sahih kita, saat turunnya ayat, tempat dimana itu diwahyukan, dan latar-belakang dari setiap ayat semua tercatat dengan rinci. Setiap copy antik dari Quran Suci memiliki sejarah di belakangnya, yang tidak hancur sampai sekarang, dan rantai ingatan itu menuju langsung kepada Nabi Suci.

Karena banyaknya manusia yang menyimpan wahyu dalam ingatan inilah maka kritikus yang sangat benci seperti Sir William Muir terpaksa mengakui ketepatan dan kesempurnaan dari Quran Suci dalam kata-kata berikut ini:

“Barangkali di dunia ini tidak ada karya lain yang bisa bertahan selama dua belas abad dengan teks yang demikian murni” Dia selanjutnya mengutip catatan dari von Hammer : “Kami memegang al-Quran ini dengan keyakinan penuh sebagai kata-kata Muhammad, sebagaimana kaum Muslim memegangnya sebagai firman Tuhan”.

Sebagai fakta nyata kaum Orientalis terdorong untuk percaya sedemikian karena fakta yang tak terbantah. Al-Quran tesimpan dengan aman dan terjaga mulai sejak periode yang paling awal. Sudah dijelaskan bahwa wahyu itu perlu disimpan dalam penjagaan. Copy-nya di kirim ke pelbagai negara dan bermacam bangsa. Negara yang diberi amanat, menyebarkannya ke Timur maupun Barat dalam jangka waktu yang sangat singkat, dan karena itu copy dari Quran Suci juga segera tersebar ke seluruh dunia.

Dan adalah suatu fakta yang diakui bahwa terdapat banyak golongan di antara Muslim masa kini dan semuanya mereka beriman dan mengikuti al-Quran yang sama. Tak ada satu titik koma ataupun satu huruf dari Kitab itu telah diubah. Dan ini adalah sesungguhnya apa yang diramalkan oleh Buddha serta juga para nabi yang lain. Para nabi terdahulu telah meramalkan bahwa wahyu dari nabi yang dijanjikan itu akan dijamin terjaga dan aman. Dan adalah atribut al-Quran ini yang membuktikan kebenaran Nabi Suci sebagai yang terakhir dari galaksi.

Dalam al-Quran Tuhan menyatakan diri-Nya sebagai Penjaga dari Kitab ini (Q.S. 15:9) dan menyatakan ini sebagai wahyu kenabian yang terakhir, dan dengan kemuliaannya Islam akan berdiri sebagai agama yang terakhir.

Basant Kummar Bose
menulis dalam “Muhammadanism”, Calcutta, 1931, halaman 4: “Maka tak ada kesempatan bagi setiap orang yang mau mengubah atau penipu yang berpura-pura saleh dalam al-Quran, yang membedakannya dari nyaris semua karya agama lain dari zaman kuno…. Adalah sungguh aneh bahwa pribadi yang buta-huruf ini bisa menyusun kitab yang terbaik dalam bahasa”.

Charles Francis Potter menulis dalam “The Faiths Men Live”: “Kitab ini lebih banyak dibaca orang dibanding kitab lain di dunia. Alkitab Kristen mungkin suatu buku yang paling laku. Tetapi hampir 250 juta pengikut Nabi Muhammad membaca dan mengaji ruku’ yang panjang dari al-Quran lima kali sehari, setiap hari seumur hidupnya, sejak mereka bisa berbicara”.

John William Draper menulis dalam “A History of the Intellectual Development in Europe” jilid I halaman 343-344: “Al-Quran berlimpah dalam anjuran moral yang mulia serta etika, komposisinya begitu beragam sehingga kita tidak bisa melewatkan satu halamanpun tanpa menemukan sebanyak mungkin yang bisa dipetik. Konstruksi yang beragam ini menghasilkan teks dan motto, serta aturan yang lengkap dalam dirinya, cocok untuk orang biasa dalam menghadapi setiap peristiwa kehidupan”.

Harry Gaylord Dorman menulis dalam “Towards Understanding Islam”: “(Quran) ini, adalah suatu wahyu tertulis dari Tuhan, yang diimlakkan kepada Muhammad oleh Jibril, sempurna di setiap hurufnya. Ini adalah mukjizat yang senantiasa hadir, berdiri saksi bagi dirinya dan Muhammad, nabi dari Tuhan. Kualitas mukjizatnya terdapat sebagian dalam style, begitu sempurna dan luhur, sehingga baik manusia dan jin tak mungkin bisa menghasilkan satu surat saja meskipun itu surat yang terpendek, dan sebagian isinya ajaran, nubuatan tentang masa depan, dan begitu menakjubkan ketepatan informasinya dimana seorang buta-huruf seperti Muhammad mustahil bisa mengumpulkannya dengan kehendak sendiri”.

Paul Casanova mengemukakan dalam L.Enseignement de Arabian College de Ferance in Legon Doverture tanggal 26 April 1909: “Bilamana Muhammad ditanya tentang mukjizat, sebagai bukti otentisitas dakwahnya, dia mengutip komposisi al-Quran dan kemuliaannya yang tak tertandingi; sebagai bukti bahwa ini berasal dari Tuhan. Dan sesungguhnya, bahkan bagi mereka yang non-Muslim, tidak ada yang lebih menakjubkan daripada bahasanya, dimana dengan ruang lingkup yang melimpah dan irama yang memukau dengan lagu yang sederhana, telah merampas pujian dari orang-orang primitif itu yang sangat menyukai keelokan. Melimpahnya silabus dengan irama yang agung dan suatu ritme yang mengesankan, telah menimbulkan banyak detik-detik yang bisa mengubah pandangan orang yang paling benci dan paling skeptis”.

James A. Michener menyatakan dalam ‘Islam the Misunderstood Religion”, Reader’s Digest, May 1955: “Al-Quran kemungkinan adalah kitab yang paling sering dibaca orang di dunia ini. Sesungguhnya yang paling sering dihafal, dan mungkin yang paling berpengaruh dalam kehidupan sehari- hari dari umat yang beriman kepadanya. Tidak sepanjang seperti Perjanjian Baru, ditulis dalam style yang luhur, ini bukan sajak dan bukan pula prosa, namun dia memiliki kemampuan untuk membangkitkan para pendengarnya dalam kegairahan iman. Al-Quran diturunkan kepada Muhammad antara tahun 610 dan 632 di kota Mekkah dan Madinah. Para penulis yang salih menuliskannya dalam “helaian kertas, kulit kayu dan daun atau kulit binatang”.

Sebagai penutup kata-kata yang transparan dari Buddha: “Wahyu-Nya akan lebih elok. Mereka yang mendengarkannya tak akan bosan-bosannya dalam mendengarkan, mereka bahkan menyukai untuk mendengarnya lagi lebih lanjut” (T.W. Rhys Davids, halaman 183).

Dan inilah penutup oleh Laura Vaccia Vaglieri:
“Secara keseluruhan kita dapati di dalamnya suatu kumpulan kebijaksanaan yang bisa digunakan oleh orang-orang yang paling cerdas, filosof yang paling besar dan politisi yang paling ahli,….Tetapi di sini ada bukti Ketuhanan dalam al-Quran, adalah suatu fakta bahwa dia telah dijaga tanpa tersentuh melintasi abad-abad sejak turunnya Wahyu hingga hari ini….Dibaca dan dibaca lagi oleh dunia Muslim, Kitab ini tidak menimbulkan dalam diri orang-orang beriman kelelahan sedikitpun, bahkan, dengan mengulang-ulanginya maka semakin dicintai dari hari ke hari. Ini menimbulkan perasaan mendalam, rasa takut dan hormat kepada seseorang yang membaca atau mendengarkannya….

Karena itu, tanpa sarana kekerasan atau senjata maupun melalui tekanan misionaris yang membujuk, yang menyebabkan terpancarnya islam secara besar-besaran dan cepat; tetapi di atas semuanya melalui fakta bahwa Kitab ini, yang disajikan oleh kaum Muslimin untuk menaklukkan dengan kebebasan untuk menerima ataukah menolaknya, ini adalah Kitab Tuhan, kata Kebenaran, mukjizat terbesar yang ditunjukkan Muhammad kepada mereka yang dalam keraguan dan mereka yang tetap berkepala-batu” (”Apologize de L Islamisme”, halaman 57-59).

Sumber: Maulana Abdul Haque Vidyarthi (1888 - 1978), Muhammad in World Scriptures (Versi Indo: “Muhammad Dalam Kitab Suci Dunia”)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

© 2009. Design by: Regu SMK Negeri 1 Tasikmalaya